Fina firdausi nuzula
X-PBS
Absen:08
Artikel Tentang Puasa)
Mereka duduk lesehan menanti azan Magrib. Di hadapan mereka: kurma, air putih, nasi biryani hangat (biasanya dicampur daging ayam atau kambing), dan buah segar yang terdiri dari anggur dan semangka.
Hak atas fotoBBC INDONESIA
Image caption
East London Mosque (Masjid Raya London Timur) menyediakan buka puasa gratis kepada ratusan orang setiap hari selama Ramadan.
Setelah beberapa lama menunggu, terdengar suara azan, yang menandakan berakhirnya puasa panjang. Sebab, Ramadan tahun ini, seperti halnya tahun lalu, jatuh pada musim panas.
Saya kebetulan duduk dengan warga London yang baru tiba dari Malaysia.
"Ini buka puasa pertama saya di East London Mosque ... enak suasananya," katanya.
London, meski berstatus sebagai kota besar, bisa menjadi kota yang membuat "hati menjadi merasa kesepian". Suasana komunitas seperti yang terlihat di masjid ini bisa menjadi obat.
Hak atas fotoBBC INDONESIA
Image caption
Nasi biryani dengan daging ayam atau daging kambing disediakan untuk mereka yang ingin berbuka puasa.
Makanan berbuka disedikan secara cuma-cuma dan berasal dari donasi masyarakat.
Imam masjid, Shaykh Abdul Qayum, mengatakan mereka yang mampu sangat dianjurkan untuk memberi makanan berbuka puasa, terutama bagi orang-orang yang sangat memerlukan.
"Jika Anda diberi kelonggaran untuk menyediakan makanan berbuka puasa, gunakanlah kesempatan itu. Pahalanya akan sangat besar," kata Qayum dalam tulisan khusus di majalah Ramadan yang diterbitkan East London Mosque.
Hak atas fotoBBC INDONESIA
Image caption
Restoran menjual aneka makanan dan kudapan menjelang buka puasa.
Suasana Ramadan yang kental tak hanya terasa di dalam masjid.
Ketika keluar dari stasiun kereta Whitechapel, langsung terlihat aneka promosi Ramadan, misalnya restoran menawarkan paket berbuka puasa dan menempatkan meja-meja khusus berisi makanan yang dijual untuk dibawa pulang (take away).
"Ini khusus selama Ramadan saja karena memang biasanya permintaan lebih banyak dari hari-hari biasa," kata penjaga restoran Diana Fish and Chips.
Restoran ini utamanya memang menjual ikan dan kentang goreng, tapi juga ada ayam goreng, ayam bakar, samosa, dan kebab. Juga aneka kudapan manis.
Hak atas fotoBBC INDONESIA
Image caption
Kawasan Whitechapel di London timur banyak didiami warga Muslim.
Tak jauh dari restoran Diana, hanya berjarak 15 meter saja, ada restoran Feast and Mishti, yang menyediakan lebih banyak alternatif.
Beberapa orang antre untuk membeli ayam goreng dan ayam panggang dalam aneka porsi. Satu ayam utuh -yang siap santap- dijual £5 atau sekitar Rp95.000 sementara yang potongan kecil dijual £2.
"Saya ingin ayam utuh satu," kata seorang ibu berkerudung.
Di belakangnya terdapat tak kurang dari enam orang yang antre. Mereka tampaknya baru saja pulang kerja jika menilik dari pakaian formal yang dikenakan.
Hak atas fotoBBC INDONESIA
Image caption
Iklan tawaran paket berbuka puasa di Whitechapel.
Kembali ke soal puasa panjang, yang kurang lebih berdurasi selama 19 jam.
Salah satu pertanyaan yang sering diajukan oleh warga non-Muslim adalah bagaimana bisa kuat tanpa makan atau minum selama 19 jam?
Untuk pertanyaan ini wali kota London, Sadiq Khan, yang Muslim, mengatakan dalam tulisan di koran The Guardian, "Kadang kita dibuat takjub dengan kemampuan tubuh kita."
Dengan kata lain Khan ingin mengatakan bahwa berpuasa 18,5 hingga 19 jam sebenarnya tak seberat yang dibayangkan.
Bagi Pak Wali Kota, yang berat bukan soal menahan makan tapi soal kopi. Ia mengakui sebagai peminum kopi dan sering kali kopi menemaninya saat menghadiri pertemuan.
Hak atas fotoBBC INDONESIA
Image caption
Ucapan selamat menyambut Ramadan banyak ditemui di toko atau restoran di Whitechapel di London timur.
"Makanya untuk menyesuaikan diri saya sudah mengurangi asupan kopi sebelum Ramadan tiba," katanya.
(Artikel Ujian remidi)
Bukan hal tabu bagi siswa-siswi Indonesia mendengar kata-kata remidi. Remidi sering kali menjadi penghalang siswa-siswi Indonesia untuk meraih masa liburnya semisal ujian akhir semester. Istilah yang kita kenal dengan program pebaikan nilai ini sering jadi dalih pembenaran di kalangan siswa-siswi. Ketika sebuah nilai mata pelajaran berada di bawah standar yang ditentukan, maka solusi yang disediakan adalah remidi.
Tapi taukah anda maksud dari remedial teaching sebenarnya?
Dalam modul materi pokok pengajaran remedial dan pengayaan Bahasa Indonesia oleh Bistok A. Siahaan dkk mengemukakan bahwa arti remedial adalah menyembuhkan, mengobati, membetulkan atau membuat menjadi lebih baik. Konteks remedial di sini lebih tertuju kepada individu yang melakukan remidi, bukan nilai mata pelajarannya. Remedial teaching adalah suatu pembelajaran tambahan bagi siswa-siswi guna meningkatkan kualitasnya yang belum memenuhi indikator pendidikan. Bukan malah remedial ditujukan untuk memanipulasi hasil belajar siswa-siswi.
Di Indonesia sudah menjadi salah kaprah akut ketika istilah remidi “disalahgunakan” sebagai dalih perbaikan nilai. Malah terkadang dipakai sebagai bukti syarat guru untuk ngaji (ngarang biji). Dikarenakan hasil nilai ujian yang jeblok, pengajar seolah-olah menutupi kegagalannya dalam mengajar siswa-siswi. Imbas parahnya adalah ketika siswa-siswi melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Efek domino yang ditimbulkan malah membahayakan siswa-siswi tadi dan mengakibatkan dia semakin tertinggal dari teman sekelasnya.
Sisi psikologisnya pun akan berimbas kepada keafektifannya pada saat mengikuti peembelajaran di kelas. Ketika dia mengikuti pelajaran yang pada materi dasarnya atau materi sebelumnya tidak dia mengerti, otomatis siswa-siswi tadi malas menyimak. Kemudian timbulah pengalihan-pengalihan macam membolos sekolah, tidak mengikuti jam pelajaran tertentu atau malah mengganggu teman sekelasnya pada jam pelajaran. Siswa-siswi yang pada dasarnya berpotensi pada mata pelajaran tersebut malah menjadi sebaliknya sebagai parasit kelas.
Hal-hal berbau “pembodohan” inilah yang merupakan cikal-bakal kebrobokan pendidikan Indonesia yang lestari. Setidaknya mulai dihentikan demi keberlangsungan anak bangsa. Kebudayaan menyontek pun kans terlahir dari hal kecil seperti ini. Guru bukan dalam artian kaku sebagai pencerdas melainkan sebagai pengendali kecerdasan siswa-siswanya. Banyak orang-orang cerdas namun dianggap tidak cerdas oleh gurunya di masa muda seperti Bill Gates dan Thomas Alva Edison. Bahkan nama terakhir diolok-olok oleh gurunya karena akademiknya tak sebegitu memuaskan dengan rata-rata anak seumurannya.
Kesalahan seperti remedial teaching ini bukan satu-satunya kesalahan yang mendarah daging di Indonesia. Kesalahan yang disebabkan oleh kultur dari guru-guru pendahulu yang mengartikan remedial teaching sebagai perbaikan nilai, semestinya perbaikan kualitas. Mari pengajar Indonesia menuju pengajar yang cerdas dengan lebih memperdulikan kapasitas anak didiknya. Buatlah mereka bangga dengan kemampuannya maka dengan begitu anda akan bangga pula sebagai pendidik mereka.
Senin, 28 Mei 2018
Artikel ujian remidial & Bulan Puasa yg Menyenangkan
M.rio alfandy
X-PBS
Suatu hari, seorang guru akuntan bertugas mengawas UKK Jurusan Akuntansi dasar. Soal yang diujikan ada 5 buah soal essay. Dikerjakan dalam waktu maksimum 2 jam. Ujian berjalan dengan lancar, suasana kelas tenang,siswa siswi mengerjakan dengan khusyuk. Namun, saat 30 menit terakhir menjelang waktu berakhir, siswa siswi terlihat tegang. “Ya ampun, 30 menit lagi?!…” gumam beberapa siswa, yang sedang merasakan otak dan tangannya tegang. San guru tersenyum, melihat siswa siswi mulai gusar.Sepuluh menit terakhir, sudah ada yang mengumpulkan lembar jawaban. Dan, selang beberapa waktu berikutnya, yang lain mulai menyusul. Namun, saat waktu sudah habis, bahkan telah lewat sepuluh menit, masih ada hampir 40% siswa yang belum selesai.Dengan rendah hati dan santun,guru tersebut memohon agar segera menghentikan pekerjaannya. Akhirnya, semua pun mengumpulkan lembar jawaban.Saat guru tersebut sedang merapikan lembar jawaban ujian, menghitung jumlahnya, dan memasukkan ke dalam amplop soal, ada seorang siswa yang menghampiri dan bertanya, “Bu, nanti bakal ada remedial tidak, ya?”Sang Guru tertawa, dalam hati dia berkata “Baru selesai ujian kok udah nanya remedial, seneng banget dikasih ujian nih siswa .Namun, tetap saja dia tak sampai hati berkata begitu. Dengan senyum dia bertanya kembali,“Memangnya kenapa, Mbak kok nanyain remedial?”“Tadi kayaknya banyak yang salah, Bu. “ Kata siswa tersebut memelas.“Belum apa-apa udah ga pede nih, siswa. Hehe.” San guru hanya berani membatin. Kasian juga dia melihat wajah siswa terseebut seperti sangat berharap.“Hemm.., sepertinya tidak ada ujian remedial, ya.sang guru menjawab sambil beranjak keluar ruangan. siswa tersebut mengikuti di sampingnya.“Yah..Bu, gimana dong, tadi saya salah semua sepertinya, Bu..” siswa tersebut terlihat kecewa.“Hehehe…ga papa, namanya orang belajar, memang perlu mengalami ‘salah’ dulu. Kalo udah ngalamin salah, semoga kedepannya jadi bener. But, Positive Thinking aja, manatau jawaban yang dirasa salah tadi itu, justru bener semua. Okey?” San guru menjawab sambil menatap wajah siswanya, lalu berlalu dengan tersenyum.
X-PBS
Artikel ujian remidial
Suatu hari, seorang guru akuntan bertugas mengawas UKK Jurusan Akuntansi dasar. Soal yang diujikan ada 5 buah soal essay. Dikerjakan dalam waktu maksimum 2 jam. Ujian berjalan dengan lancar, suasana kelas tenang,siswa siswi mengerjakan dengan khusyuk. Namun, saat 30 menit terakhir menjelang waktu berakhir, siswa siswi terlihat tegang. “Ya ampun, 30 menit lagi?!…” gumam beberapa siswa, yang sedang merasakan otak dan tangannya tegang. San guru tersenyum, melihat siswa siswi mulai gusar.Sepuluh menit terakhir, sudah ada yang mengumpulkan lembar jawaban. Dan, selang beberapa waktu berikutnya, yang lain mulai menyusul. Namun, saat waktu sudah habis, bahkan telah lewat sepuluh menit, masih ada hampir 40% siswa yang belum selesai.Dengan rendah hati dan santun,guru tersebut memohon agar segera menghentikan pekerjaannya. Akhirnya, semua pun mengumpulkan lembar jawaban.Saat guru tersebut sedang merapikan lembar jawaban ujian, menghitung jumlahnya, dan memasukkan ke dalam amplop soal, ada seorang siswa yang menghampiri dan bertanya, “Bu, nanti bakal ada remedial tidak, ya?”Sang Guru tertawa, dalam hati dia berkata “Baru selesai ujian kok udah nanya remedial, seneng banget dikasih ujian nih siswa .Namun, tetap saja dia tak sampai hati berkata begitu. Dengan senyum dia bertanya kembali,“Memangnya kenapa, Mbak kok nanyain remedial?”“Tadi kayaknya banyak yang salah, Bu. “ Kata siswa tersebut memelas.“Belum apa-apa udah ga pede nih, siswa. Hehe.” San guru hanya berani membatin. Kasian juga dia melihat wajah siswa terseebut seperti sangat berharap.“Hemm.., sepertinya tidak ada ujian remedial, ya.sang guru menjawab sambil beranjak keluar ruangan. siswa tersebut mengikuti di sampingnya.“Yah..Bu, gimana dong, tadi saya salah semua sepertinya, Bu..” siswa tersebut terlihat kecewa.“Hehehe…ga papa, namanya orang belajar, memang perlu mengalami ‘salah’ dulu. Kalo udah ngalamin salah, semoga kedepannya jadi bener. But, Positive Thinking aja, manatau jawaban yang dirasa salah tadi itu, justru bener semua. Okey?” San guru menjawab sambil menatap wajah siswanya, lalu berlalu dengan tersenyum.
Artikel : Bulan Puasa yg Menyenangkan
Bulan Ramadhan tahun ini sangat istimewa dan menyenangkan bagiku. Aku dapat melaksanakan puasa selama sebulan penuh. Selain itu, aku juga dapat melaksanakan shalat tarwih berjamaah dimasjid dan membaca al-qur’an di rumah, meskipun tidak penuh selama malam bulan Ramadhan.Yang membuat aku senang adalah keberhasilan melaksanakan puasa sebulan penuh. Sebelum memasuki bulanpuasa aku menyadari, betapa berat menjalankan puasa. Apalagi saat berpuasa kami sebagai siswa akan belajar di sekolah dua minggu. Menerima pelajaran dari guru walaupun tidak sepertibelajar di luar bulan puasa. Kata guru, kami lebih banyak belajar soal keimanan dan ketaqwaan (Imtaq).Dengan niat dan tekad yang kuat, aku memulai hari pertama berpuasa. Lapar dan haus menyerang bukan main. Badanku jadi terasa lemas. Aku segera tidur siang setelah shalat Zhuhur. Ternyata aku terbangun menjelang shalat Asyar.Akhirnya aku berhasil melewati hari pertama puasa dengan baik ketika azan tanda berbuka puasa telah berkumandang.Malam harinya, aku shalat tarwih pertamadi masjid. Sangat ramai orang shalat tarwih di malam pertama Ramadhan itu. Tak lupa membawa buku agenda ramadhan dan mencatat inti sari ceramah yang disampaikan ustad setelahshalat Isya dan menjelang shalat tarwih.
Langganan:
Komentar (Atom)